Berapa Usia Sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
Tuesday, 12 April 2016
2 Comments
Berapa Usia Sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) - Pada kesempatan ini saya akan menjelaskan sedikit tentang usia sekolah PAUD, yang saya kutip dari beberapa sumber yang bisa kita sebagai sumber dalam memahami Pendataan Melalui Aplikasi Dapodikpaudni yang ramai diperbincangkan.
Idealnya, anak mulai belajar secara formal saat menginjak usia 7 tahun, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW, “Perintahkanlah anakmu untuk sholat pada usia 7 tahun.” Hal demikian tidak menjadi problem bagi anak-anak yang dididik sendiri oleh orang tuanya atau menjalani homeschooling. Namun, bila kita berbicara tentang pendidikan massal, maka sangat sulit menemukan seluruh anak sekelas lahir pada bulan yang sama. Oleh karena itu, secara praktik, usia 7 tahun ini bisa plus-minus, bisa kurang lebih tergantung dari kebijakan negara/sekolah setempat. Di Finlandia, misalnya, usia 7 tahun dijadikan patokan minimal, sedangkan Amerika Serikat menetapkan 6 tahun sebagai patokan minimal. Kedua patokan usia ini masih sesuai dengan rentang usia perkembangan otak anak. [David F. Bjorklund, Children’s Thinking Cognitive Development and Individual Differences 5th Edition, Belmont, USA: Wadsworth, 2011]
Di Indonesia, sekolah memprioritaskan anak berusia 7 tahun, namun tetap membuka kesempatan bagi mereka yang kurang dari 7 tahun bila masih ada jatah kursi. Hal inilah yang akhirnya menjadi loophole (celah hukum) sehingga menimbulkan kebingungan dan terkadang mengarah pada tindakan tercela seperti jual-beli kursi, dsb. Bila para orang tua seperti Ummu Fath, bersabar menunggu usia anak 7 tahun, insya Allah fenomena jual-beli kursi dapat kita kurangi.
Bila anak masuk SD pada usia 7 tahun, pada usia berapa mereka belajar di PAUD dan TK? Secara matematika, jawabannya adalah usia 4 tahun untuk masuk PAUD, 5 tahun di TK A, dan 6 tahun di TK B. Namun, ada pertanyaan lain yang lebih dahulu perlu dijawab: Mengapa Bunda ingin memasukkan anak ke PAUD/TK?
Bunda, usia pra-sekolah adalah masa vital dalam pembentukan karakter anak. Pada masa ini, pelajaran-pelajaran kognitif justru dapat menghambat perkembangan kecerdasan.
Menurut Ibn Sina, kanak-kanak pada usia ini memerlukan pendidikan fisik dan pembinaan karakter, bukan pendidikan kognitif. Pendidikan fisik diberikan melalui kesempatan untuk bermain. Setelah bangun pagi, anak dimandikan dan diberi makanan ringan. Kemudian dibiarkan bereksplorasi dan bermain sepuas hati. Setelah itu, anak dimandikan lagi dan diberi makanan yang memuaskan. Namun, orang tua perlu memperhatikan jika anak tamak dalam makan, sebab yang demikian itu bisa menyebabkannya mengalami mimpi buruk dalam tidur. Pendidikan karakter dilakukan melalui pembiasaan perilaku yang baik. Perilaku dan sikap yang diajarkan dan dibiasakan pada kanak-kanak di bawah usia 7 tahun yang akan membentuk karakternya di masa depan. Ibn Sina menulis:
“Anak-anak harus didampingi dan diawasi secara penuh agar perilakunya tetap berada dalam batas-batas kewajaran. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan ledakan kemarahan yang merusak, rasa takut, kegelisahan, dan jika anak sulit tidur. Cara terbaik adalah dengan mempertimbangkan kecenderungan alami si anak, kesukaannya dan ketidaksukaannya. Kecenderungan alaminya harus dipenuhi, sedangkan hal-hal bisa membangkitkan kemarahannya harus disingkirkan.” [Ibn Sina, Al-Qanun fil-Tibb]
Dengan perhatian penuh, orang tua atau pengasuh memastikan anak merasa nyaman dan bahagia dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Perilaku yang seimbang bermanfaat bagi tubuh dan mental anak. Emosi yang meledak-ledak menaikkan temperatur tubuh dan menyebabkan kulit kering secara berlebihan. Di sisi lain, jika emosi anak ditekan, maka dia akan tumbuh menjadi individu yang masa bodoh terhadap lingkungannya.
Mengingat vitalnya pertumbuhan kejiwaan dan karakter anak pada usia ini, maka pilihan terbaik bagi anak pada usia ini adalah berada di sisi ibunya. Hanya dan hanya jika Bunda berhalangan untuk mengasuhnya secara penuh, misal karena adanya adik bayi, maka Bunda berhak mendapatkan bantuan dari guru-guru PAUD/TK atau saudara muslimah di sekitar. Pada pilihan ini, Bunda tetap harus memastikan bahwa PAUD/TK tempat Bunda menitipkan anak dapat membantu pembentukan karakter yang baik, bukan justru merusak karakter dan kemampuan nalar anak di masa depan.
Demikian informasi tentang Berapa Usia Sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang bisa saya bagikan kembali melalui blog sederhana ini, mudah-mudahan bermanfaat dan ingat ini adalah sebagai salah satu sumber untuk memahami usia sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteSPAMING DELETE
Delete