Rencana Akreditasi SPK PAUD Perlu Sosialisasi
Thursday, 12 March 2015
Add Comment
Jakarta- Sebanyak 128 sekolah
internasional tingkat PAUD yang kini berubah status menjadi Satuan Pendidikan
Kerjasama (SPK) PAUD akan menghadapi penilaian dari Badan Akreditasi Nasional
(BAN).
Menurut Prof. Dr. Yatim Rianto, M.Pd, anggota BAN, tahap
akreditasi direncanakan mulai bulan Mei 2015 mendatang dan ditargetkan akan
selesai pada tahun 2016. ”Mekanismenya, pengelola SPK PAUD mengajukan usulan
untuk dilakukan akreditasi, dan kami lantas menindaklanjutinya dengan menilai
melalui instrumen yang sudah kami tetapkan, ”ujar guru besar Universitas Negeri
Surabaya (Unesa) itu.
Menurutnya, saat ini pihaknya sedang menyusun instrumen
penilaian akreditasi. Salah satu langkah yang dilakukan adalah melakukan studi
pendahuluan atau observasi untuk memperoleh masukan dari beberapa pengelola SPK
PAUD yang terpilih. Ada enam SPK PAUD yang terpilih untuk dilakukan observasi
tersebut, yakni Australian International School (AIS) dan Bina Bangsa di
Jakarta, Surabaya Intercultural School (SIS) dan Sekolah Ciputra An IB World
School di Surabaya, serta Gandhi Memorial School dan Canggu Community School di
Bali.
Pada Kamis, (12/3/2015) kemarin, Yatim Rianto dan anggota BAN
lainnya, , Prof. DR. Ir. Hj. Netti Herawati. M.S, melakukan studi pendahuluan
ke Sekolah Ciputra An IB World School yang berlokasi di Perumahan Citra Land,
Surabaya. Di sekolah yang berdiri sejak tahun 1995 tersebut terdapat saat ini
terdapat 60 siswa TK A dan TK B serta 60 siswa Kelompok Bermain.
Dikatakan Gatot Samuel M.Pd, Kepala Sekolah Tingkat Taman
Kanak-Kanak Sekolah Ciputra, mulai tahun 2005, pihaknya menjalin kerjasama
melalui adopsi penerapan kurikulum dengan International Baccalaureate (IB)
Wilayah Asia Pasifik yang berpusat di Singapura.
Soal rencana akreditasi, dikatakan Samuel, pihaknya membutuhkan
penjelasan yang lebih rinci. Namun, ia menegaskan, pihaknya siap mengikuti
aturan pemerintah.
Netty pun mengajukan beberapa pertanyaan terkait kurikulum
pembelajaran kompetensi guru, pembiayaan, SOP keamanan dan perlindungan peserta
didik, serta mekanisme evaluasi. Hal-hal tersebut merupakan sebagian dari
instrumen penilaian akreditasi.
Dalam kesempatan itu, Samuel mempertanyakan tentang mekanisme
memperoleh Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) dan Nomor Induk Siswa Nasional
(NISN). ”Kami sudah mencoba mengajukan ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya, namun
katanya mereka tidak berwenang, mohon pencerahan, ”ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Netty meminta agar guru-guru Sekolah
Ciputra mengajukan uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat kompetensi ke
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK). Ia juga meminta agar pengelola sekolah
memiliki bundel dokumen terkait berbagai aturan PAUD.
Yatim Rianto menuturkan, pada April mendatang akan dilakukan
sosialisasi akreditasi, khususnya terhadap sebanyak 126 SPK PAUD yang sudah
terdaftar resmi di Ditjen PAUDNI. ”Kami berharap, mulai sekarang disusun draft
pengajuan akreditasi sehingga pada saat sosialisasi diketahui kekurangannya dan
tinggal dilengkapi atau diperbaiki sehingga lebih cepat diproses, ”katanya.
Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) merupakan perubahan status
dari sekolah internasional yang diselenggarakan atau dikelola atas dasar kerja
sama penyelenggaraan, atau pengelolaan antara lembaga pendidikan asing dengan
lembaga pendidikan Indonesia pada jalur formal atau nonformal.
Perubahan status tersebut berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Kerjasama Penyelenggaraan
dan Pengelolaan Pendidikan oleh Lembaga Pendidikan Asing dengan Lembaga
Pendidikan Indonesia. Melalui Permendikbud tersebut, sekolah yang mengadopsi
kurikulum asing harus berstatus satuan pendidikan kerjasama. (Yanuar/Teguh)
Sumber : http://paudni.kemdikbud.go.id/
0 Response to "Rencana Akreditasi SPK PAUD Perlu Sosialisasi"
Post a Comment